"Me & Family"

Foto saya
Keluarga kecil ini tercipta September 2007 yang lalu , finally terlaksanalah pernikahan antara "Yulana Sesilya Nursari"dan Zainal Abidin... Lovely honeymoon in Banjarmasin, truz 9 bulan kemudian munculah keajaiban yang bernama "NAJLA FIKRIYA AMALINA ZAINAL". Putri kecil yang cantik..., manis..., ngegemesin.... bikin semangat setiap harinya.. dan ngangenin pastinya. Si cantik nama panggilan sayang dari mamah dan papahnya tercinta.. This is the three of us.

Puteri pertama Papah'dan Mamah..


Sabtu, 05 Juli 2008

Sebuah renungan untuk "papah"kepada buah hati tercinta


Buah hati kita,mereka begitu mendamba perhatian dan kehadiran kita. Namun mereka tak pandai merangkai kata 'tuk mengungkap cinta.
Mereka juga tidak mengerti cara membisikkan rasa rindunya.

Kalau anda seorang "papah"pasti sering mendengar kalimat-kalimat berikut ini :"Papah,aku sudah mandi"."Aku sudah belajar lho,Pah". Apa aku boleh ikut papah pergi?"
Kalau Papah pulang,bawakan aku es krim ya?"...

Yang jadi pertanyaan bagaimana respon kita saat itu? Apakah tanggapan kita seindah binar mata mereka? Apakah sikap kita semanis senyum mereka? Apakah jawaban kita sebesar harapan mereka?

Kalau kita seorang "Papah", sungguh anak-anak itu memerlukan senyum gagah kita. Mereka juga membutuhkan belaian sayang kita. Buah cinta kita itu slalu merindu dekapan mesra kita.

Yakinlah Anda bahwa tutur manis kita amat berarti bagi hatinya. Oleh-oleh yang kita hadiahkan begitu bermakna bagi jiwa mereka.

Ketika kita mengajak mereka bepergian,rasa bangga memenuhi ruang kalbunya.
Bagi anak-anak,kita para ayah adalah PAHLAWAN,menurut mereka kita adalah sosok gagah yang menentramkan hati mereka.

Namun mereka tak pandai merangkai kata 'tuk mengungkap CINTA..mereka juga tidak mengerti cara membisikkan rasa rindunya.
Mereka mencintai kita para ayah dengan bahasa yang sering tak bisa kita pahami.
Karena itu kita sering tak menyadari bahwa ada makhluk-makhluk kecil yang begitu mencintai dan membutuhkan kita.

Apakah ini yang pernah dan masih kita lakukan :

1. Saat mereka mendekat, kita sering merasa terusik.
2. Ketika mereka mengajak bicara, kita sering merasa terganggu.
3. Waktu mereka bertanya, sering hati kita merasa tak nyaman
4. Tangisan mereka seperti suara petir bagi telinga kita.
5. Teriakan mereka bagai badai yang menerjang jiwa kita.

Padahal seperti itulah cara anak-anak mencintai kita. Begitulah cara mereka menyayangi kita....dengan cara seperti itulah mereka ingin menyampaikan bahwa mereka amat membutuhkan kita..Hanya cara seperti itulah yang mereka mengerti untuk menyentuh cinta kita..

Boleh jadi kita belum mampu menjadi ayah yang indah untuk anak-anak kita,,,
Saat mereka nangis kita malah membentaknya...ketika mereka bertanya kita tidak menggubrisnya,,,
Waktu mereka belajar kita tidak ada di sisi mereka...Mereka sakit tanpa ada kita di sisinya,,
mereka sedih tanpa ada yang menghiburnya,,,,,Mereka jarang kita belai...mereka jarang kita cium....

Kadang pekerjaan kita membuat kita tak menyadari bhwa ada yang menanti-nanti kedatangan kita hingga tertidur didepan pintu,,,,

Sudah tiba saatnya bagi kita para ayah untuk mengerti bahasa cinta anak-anak kita....
Kita harus memahami gaya mereka dalam mencintai kita..

Dengan demikian kita bisa menjadi seperti yang mereka pinta...kita mesti berupaya menjadi seperti yang mereka harapkan...
Kita harus menjadi pendengar yang menyenangkan saat mereka berbicara..ketika mereka menangis kita akan mendekapnya dengan penuh CINTA,,,,

Kita juga tak akan pernah lelah untuk berbisik mesra,"Nak, Papah mencintaimu,".

Cerita seorang "Mamah" kepada sang buah hati


Najla sayang...
Ketika mamah mengandungmu...
Mamah merasakan betapa tanda-tanda kebesaran Allah terlihat di depan mata
Bagi mamah...itulah keajaiban dunia yang paling hakiki

Lebih hebat dari tembok cina
Dan lebih indah dari tajmahal
Sembilan bulan engkau di dalam kandungan mamah...
Kau selalu ikut kemanapun mamah pergi

Kau selalu tenang bila mamah ajak berjalan-jalan
Ketika sesampai di rumah, kau selalu mengajak mamah bermain
Engkau merasakan apa yang mamah rasakan

Kau menendang mamah bila kau merasa tak nyaman
Kau rasakan detak jantung mamah
Bagaikan iringan musik yang membelai kau tidur

Mamah harus berjuang melahirkanmu
Walau waktu yang mamah butuhkan tidak begitu lama
Tapi perjuangan mamah tuk mengeluarkan terasa begitu lama

Banyak kasih yang Allah limpahkan ke mamah
Allah mudahkan urusan mamah dalam melahirkanmu
Akhirnya dengan izin Allah, mamah bisa melihatmu dan mendengar tangisanmu

Kau terlahir begitu sempurna...
Seperti doa yang selalu mamah panjatkan untukmu
Ketika kau hadir...

Saat itulah rasa sakit mamah sirna serasa terbang bak layang-layang
Tangismu memecah dunia
Akhirnya papah dan mamahmu melihatmu jua

Setelah menunggumu berbulan-bulan lamanya
Saat itulah...saat yang sungguh membahagiakan

Engkaulah anugerah terindah yang Allah berikan pada papah dan mamahmu

Jumat, 04 Juli 2008

I love You "mamah"..love you "Cantiq"papah..


Suatu ketika, ada seorang anak wanita yang bertanya kepada Ayahnya.
Ketika tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya.
Wajah Ayahnya mulai berkerut-merut dan badannya terbungkuk-bungkuk.
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya.
“Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dan…
badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk ?”

Ayahnya menjawab “Sebab aku Laki-laki.” Itulah jawaban ayahnya.
Anak wanita itu bergumam “Aku tidak mengerti.”
Dengan kerut-kening karena jawaban ayah membuatnya penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu.
Kkemudian ayahnya mengatakan…
“Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki.”
Demikian bisik ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya.
Lalu bertanya kepada Ibunya…
“Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan…
badannya kian hari kian terbungkuk ? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian
tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?”
Ibunya menjawab “Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab
terhadap keluarga itu memang akan demikian”.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa.
Tetapi dia tetap saja penasaran.
Mengapa wajah Ayahnya yang tadinya tampan,
menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk ?

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi.
Di dalam impian itu dia bertemu sosok malaikat,
seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali.
Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata…
suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

“Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga
serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga.
Dia Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula
untuk melindungi seluruh keluarganya.”

“Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi
yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih,
agar keluarganya tidak terlantar,
walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya.”
“Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya.”
“Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”
“Ku-berikan kepada laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia.”
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari ke kamar Ayahnya ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu mencium telapak tangan Ayahnya dan berkata “Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Terima Kasih Ayah.”